07.04

Cinta

Pengertian cinta

Cinta, adalah sebuah perasaan yang ingin membagi sesuatu secara bersama atau sebuah perasaan ingin memiliki dan menyanyangi seseorang. Adapun pengertian cinta itu sendiri adalah sebuah kegiatan yang dilakukan seorang terhadap seseorang.

Cinta menurut kahlil Gibran, cinta adalah keelokan yang mengubah bumi menjadi surga dan mengubah kehidupan ini menjadi mimpi indah.

kata kasih artinya perasaan sayang atau menaruh belas kasihan. Arti cinta dan kasih itu hampir sama, jadi kedua arti itu bisa kita artikan dalam satu makna. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan belas kasihan.Namun terdapat perbedaan antara cinta dan kasih. Cinta itu lebih mengandung pengertian dalamnya suatu perasaan, sedangkan kasih lebih luarnya suatu perasaan.

Opini

Menurut saya,Cinta adalah rasa yang dapat merubah hidup seseorang menjadi lebih berwarna karna keindahannya, tapi di balik keindahan cinta,juga terdapat rasa pait yang dapat membuat orang rapuh karnanya. Banyak orang yang dibutakan oleh cinta,banyak orang yang kehilangan nyawanya karna dibutakan oleh cinta. Cinta kadang membuat kita serasa terbang melayang di udara,tetapi cinta juga kadang membuat kita jatuh serasa dihempaskan begitu saja membuat kita rapuh tak berdaya. Jadi berhati-hatilah dengan cinta,jika kita tidak bisa membina cinta dengan baik dan hati-hati,kita bisa hancur karnanya.

CINTA MENURUT PANDANGAN ISLAM

Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Yang Kuasa. Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya. Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik .(QS. Ali Imran :14). Khusus kepada wanita, Islam menganjurkan untuk mengejwantahkan rasa cinta itu dengan perlakuan yang baik, bijaksana, jujur, ramah dan yang paling penting dari semua itu adalah penuh dengan tanggung-jawab. Sehingga bila seseorang mencintai wanita, maka menjadi kewajibannya untuk memperlakukannya dengan cara yang paling baik.

Opini

Menurut saya cinta menurut pandangan islam itu sangat harus di contoh, tapi sayangnya pada jaman sekarang sudah banyak orang yang salah mengartikan cinta dan banyak di antara mereka yang tidak dapat menjaga kesucian cinta.

Cinta Yang Sesungguhnya

Bila seseorang sedang jatuh cinta terkadang akan membutakan dirinya untuk memiliki pasangan idamannya. Tetapi terkadang hal itu tidak berlaku karena ada hal yang harus dipertimbangkan untuk memiliki pasangan idaman anda. Ada beberapa arti tentang cinta yang menyatakan bahwa apakah itu cinta yang sesungguhnya atau cinta itu secara nafsu belaka. Cinta berpijak pada perasaan sekaligus akal sehat. Seseorang yang jatuh cinta terkadang menggunakan perasaan atau hati belaka tetapi jika tidak ingin menimbulkan kekacauan di kemudian hari sebaiknya anda juga harus menggunakan akal sehat. Bohong besar jika anda bisa jatuh cinta dengan begitu saja tanpa bisa mengelak. Yang sesungguhnya terjadi, proses jatuh cinta dipengaruhi tradisi, kebiasaan, standar, gagasan dan ideal kelompok dimana anda berasal. Bohong besar pula jika merasa boleh berbuat apa saja saat jatuh cinta dan tidak bisa dimintai pertanggungjawaban saat perbuatan-perbuatan impulsif itu berakibat buruk suatu saat nanti. Kehilangan perspektif bukanlah pertanda anda sedang jatuh cinta tetapi itu merupakan sinyal kebodohan. Cinta membutuhkan proses. Cinta biasanya tumbuh dan berkembang yang merupakan emosi kompleks. Untuk tumbuh dan berkembang, cinta membutuhkan waktu. Jadi memang tidak mungkin anda mencintai seseorang yang tidak ketahuan asal-usulnya dengan begitu saja. Cinta tidak pernah menyerang tiba-tiba, tidak juga jatuh dari langit. Cinta datang hanya saat dua individu telah berhasil melakukan orientasi ulang terhadap hidup dan memutuskan untuk memilih orang lain sebagai titik fokus baru. Yang mungkin terjadi dalam fenomena ‘cinta pada pandangan pertama’ adalah pasangan terserang perasaan saling tertarik yang sangat kuat bahkan sampai tergila-gila. kemudian perasaan kompulsif itu berkembang jadi cinta tanpa menempuh masa jeda. Dalam kasus ‘cinta pada pandangan pertama’, banyak orang tidak benar-benar mencintai pasangannya melainkan jatuh cinta pada konsep cinta itu sendiri. Sebaliknya dengan orang yang benar-benar mencinta karena mereka mencintai pasangan sebagai persolinatas secara utuh. Cinta tidak menguasai dan mengalah tapi saling berbagi. Jika anda berkeinginan untuk mengontrol pasangan anda maka itu namanya bukan cinta. Jika anda bersedia mengalah hanya untuk kepuasan kekasih, itu pun bukan cinta. Orang yang mencinta tidak menganggap kekasihnya sebagai atasan atau bawahan tapi sebagai pasangan untuk saling berbagi, juga untuk mengidentifikasi diri. Bila anda berkeinginan menguasai kekasih (membatasi pergaulannya, melarangnya beraktivitas positif, mengatur seleranya berbusana) atau selalu mengalah (tidak protes bila kekasih berbuat buruk, tidak keberatan dinomorduakan) berarti anda belum siap memberi dan menerima cinta. Cinta itu konstruktif. Individu yang mencinta, berbuat sebaik-baiknya demi kepentingan sendiri sekaligus demi (kebanggaan) pasangan. Dia berani berambisi, bermimpi konstruktif dan merencanakan masa depan. Sebaliknya jatuh cinta yang impulsif bukannya berpikir dan bertindak konstruktif tetapi dia kehilangan ambisi, nafsu makan dan minat terhadap masalah sehari-hari. Yang dipikirkan hanya kesengsaraan pribadi dan impiannya pun tidak mungkin tercapai. Bahkan impian itu bisa menjadi subsitusi kenyataan. Cinta tidak melenyapkan semua masalah. Bagi penganut paham romantik mempercayai bahwa cinta bisa mengatasi masalah dan cinta bisa menjadi obat dari segala penyakit (panacea). Kemiskinan dan banyak problem lain diyakini bisa diatasi dengan berbekal cinta belaka. Faktanya, cinta hanya bisa membuat sepasang kekasih berani menghadapi masalah. Permasalahan seberat apapun mungkin didekati dengan jernih agar dapatkan solusinya. Jika anda tengah di mabuk cinta maka akan cenderung membutakan mata anda saat mendapat masalah sehingga mengesampingkan masalah tersebut. Cinta cenderung konstan. Cinta memang bergerak konstan dan anda patut curiga bila grafik perasaan anda pada pasangan turun naik secara tajam. Jika saat jauh anda merasa pasangan anda lebih hebat daripada saat bersama, itu pertanda anda mengidealisasikannya bukan secara realistis. Sehingga saat anda kembali bersama maka anda memandang hebat saat anda berdekatan dengannya dan tidak lagi merasakan hal sama saat dia jauh. Hal itu menandakan anda terkecoh dengan daya tarik fisiknya saja. Karena cinta terhitung sehat bila saat dekat dan jauh dari pasangan maka anda akan selalu menyukainya dalam kadar yang sama. Cinta tidak bertumpu pada daya tarik fisik. Dalam hubungan cinta memang daya tarik fisik itu penting. Tapi akan bahaya bila anda menyukai kekasih hanya sebatas fisik dan membencinya untuk banyak faktor lainnya. Saat jatuh cinta, anda menikmati dan memberi makna penting bagi setiap kontak fisik. Karena kontak fisik hanya akan terasa menyenangkan bila anda dan pasangan saling menyukai personalitas masing-masing. Bila anda menganggap kontak fisik hanya memberi sensasi yang menyenangkan tanpa makna apa-apa maka itu bukan cinta tapi nafsu belaka. Dalam cinta, afeksi terwujud belakangan saat hubungan semakin dalam. Sedang nafsu menuntut hanya pemuasan fisik dari awal pertemuan. Cinta tidak buta tapi menerima. Orang yang mencinta melihat dan menyadari sisi buruk kekasih. Karena besarnya cinta maka dia harus berusaha menerima dan mentolerir. Tentu ada keinginan agar sisi buruk itu membaik tetapi harus didasari oleh perhatian dan maksud baik. Tidak boleh ada kritik kasar, penolakan, kegeraman atau rasa jijik. Nafsulah yang buta. Meski pasangan anda sangat buruk maka menjalin hubungan dengan penuh nafsu menerima tanpa keinginan memperbaiki. Setelah keinginannya terpuaskan maka anda akan ditinggalkan, hal ini hanya karena anda memiliki secuil keburukan yang sebenarnya bisa diperbaiki. Cinta memperhatikan kelanjutan hubungan. Seseorang yang benar-benar mencinta akan memperhatikan perkembangan hubungan dengan kekasih. Dia menghindari segala hal yang mungkin merusak hubungan. Sebisa mungkin dia melakukan tindakan yang bisa memperkuat, mempertahankan dan memajukan hubungan. Seseorang yang sedang tergila-gila mungkin saja berusaha keras menyenangkan kekasih. Tetapi usaha itu semata-mata dilakukan agar kekasih menerimanya sehingga tercapailah kepuasan yang diincar. Orang yang mencinta menyenangkan pasangan untuk memperkuat hubungan. Cinta berani melakukan hal menyakitkan. Jika seseorang benar-benar mencinta, bukan hanya berusaha menyenangkan kekasihnya tetapi juga memiliki perhatian, keprihatinan, pengertian dan keberanian untuk melakukan hal yang tidak disukai kekasih demi kebaikan. Katakan ‘tidak’ bila memang dia ingin melakukan sesuatu yang kurang baik untuk dirinya. Jadi seharusnya setiap pasangan harus saling berbagi dan mengingatkan tentang sesuatu hal yang baik ataupun buruk. Itulah arti cinta yang sesungguhnya ^_^.

Opini

Kalau menurut saya cinta yang sesungguhnya itu cinta yang dijalankan tanpa ada rasa keterpaksaan, cinta yang dilandaskan dengan rasa saling menghargai,saling mengerti satu sama lain, dan ada rasa kepercayaan satu antara yang lain dan tidak egois.dan cinta itu dapat mengalahkan ego, kita dapat mencintai seseorang dengan tidak melihat kekurangannya dan menjadikan sesuatu kekurangan itu dapat menjadi sesuatu yang indah dalam hubungan kita.dan menjadikan kelebihan yang ada dalam diri pasangan kita bisa menjadikan kebanggan tersendiri dalam hubungan kita.

Cinta yang apa adanya

Begitu Rendah kah cinta sehingga ada seseorang yang mengatakan mampu “kekasih hati yang baik adalah humoris, kalau diajak ngobrol nyambung, bisa diajak jalan, cool dll? Apakah cinta itu egois hanya untuk orang yang mampu banyak berbicara hal-hal tak penting dan tak pantas untuk orang banyak yang non-humoris, kuper, pendiam, kantong tipis tak bisa diajak jalan? Hatimu tak bisa didustakan! karena cinta untuk siapa saja, tak perlu persyaratan dan bersifat eleutherogamy (tanpa melihat perbedaan-perbedaan yang ada). Cinta bukanlah eksklusifitas namun fitrah bagi setiap manusia. Sekarang bersihkanlah pandangan kamu. “Cinta tumbuh karena kita saling menerima apa adanya“ Jangan heran ada orang yang lebih jatuh hati kepada yang kurang darinya dan sebaliknya. Orang kaya dengan orang miskin, orang cerdas dengan orang pemalas, seorang pendiam dengan seorang periang dan seterusnya.

Opini

Menurut saya cinta yang ga melihat dari materil dan latar belakang keluarga, dan dapat menerima kekurangan yang ada pada diri pasangannya itu yang bisa dibilang cinta yang apa adanya.tapi kalau cinta yang melihat dari materil itu namanya cinta yang apa adanya. ^^

Pria itu lebih merasa menderita pada saat putus cinta.

Hubungan cinta tidak selamanya berjalan mulus. Ada yang sukses hingga ke jenjang pernikahan dan kemudian membuahkan anak. Namun lebih banyak hubungan cinta yang berakhir prematur dengan kedua pihak kembali menjalankan kehidupan lajangnya masing-masing. Ada yang berakhir baik-baik dengan keduanya saling mengucapkan terima kasih dan masih menjadi teman dekat. Ada pula yang berakhir tidak baik dengan keduanya saling mengucapkan sumpah serapah dan berurai air mata. Bagaimanapun juga, hubungan cinta yang kandas pasti sedikit banyak menimbulkan penderitaan bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Pihak mana sebenarnya yang paling menderita akibat putus cinta. Prialah yang sebenarnya paling menderita, menurut David Zinczenko, kolumnis majalah Men’s Health. Ia menolak anggapan umum bahwa pria lebih tegar daripada wanita dalam menghadapi putusnya hubungan percintaan. Apa saja alasannya?. Pria Menyembunyikan Perasaannya. Ketika seorang pria diputuskan oleh pasangannya, biasanya ia akan sesumbar: Biar saja, life still goes on. Caranya? 26% pria yang mengisi survei online Men’s Health melakukannya dengan minum-minum bersama teman-temannya. 36% pria akan menatap mantan pacarnya, tersenyum, dan mengucapkan terimakasih. Faktanya, kedua hal tersebut dilakukan pria untuk menutup-nutupi perasaannya. Ini adalah reaksi yang alamiah; gender pria dikondisikan masyarakat untuk tidak gampang menunjukkan perasaan, apalagi perasaan yang membuatnya terlihat lebih lemah. Namun represi ini juga berakibat sulitnya menghilangkan perasaan terluka, marah, atau sedih dari dirinya. Sebaliknya, wanita yang putus cinta biasanya langsung menangis (atau mengekspresikan emosinya) saat itu juga, dan wanita juga cenderung lebih to-the-point ketika mengakhiri hubungan cinta. Akhirnya mereka akan lebih cepat menghilangkan perasaan-perasaan negatif itu dibandingkan pria. Pria Punya Lebih Sedikit Teman Curhat. Salah satu alasan mengapa wanita lebih cepat pulih dari penderitaan pasca putus cinta daripada pria adalah karena wanita memiliki lebih banyak teman yang bisa diandalkan untuk bercerita. Penelitian menunjukkan bahwa pria mengandalkan hubungan cinta untuk mendapatkan kedekatan emosional dan dukungan sosial, sementara wanita bisa mendapatkan hal yang sama dengan keluarga dan teman sesama wanita. Begitu wanita mengalami putus cinta, ia akan bercerita kepada siapa saja, kalau perlu kepada orang yang tidak dikenal yang duduk di sebelahnya di bis umum, agar perasaannya bisa lebih enak. Pria, di sisi lain, cenderung lebih enggan membuka diri untuk soal ini. Mungkin baru beberapa bulan kemudian, ketika dalam keadaan setengah teler, baru ia berani bercerita kepada teman-teman prianya mengenai betapa inginnya ia kembali lagi dengan si mantan. Pria Tidak Suka Memulai Dari Awal Lagi. Setelah putus cinta, pada awalnya pria mungkin akan merasa semangat membayangkan wanita-wanita yang akan ia kencani di masa depan. Namun setelah kencan yang keempat, kesembilan, atau ketigabelas kalinya, barulah ia sadar kalau dibutuhkan usaha keras dan waktu yang panjang untuk sampai pada tingkat keintiman yang pernah ia alami bersama mantannya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih mampu menyesuaikan diri ketika hubungan berakhir karena sebelumnya mereka sudah memikirkan adanya kemungkinan itu, sementara pria biasanya lebih tidak siap dengan putus cinta. Perasaan nyaman secara emosional membuat pria merasa beruntung bisa memiliki seseorang seperti dia. Sayangnya, hal ini seringkali baru disadari ketika si dia sudah berubah status menjadi mantan pacar. Gambaran Pacaran Pria Yang (Terlalu) Ideal. Banyak kasus putus cinta merupakan reaksi sesaat atas apa yang dirasa sebagai kebosanan; bosan dengan aktivitas, pembicaraan, dan pertengkaran yang itu-itu saja. Kalau kembali melajang, pria mungkin merasa ia akan menjalani hidup yang lebih menarik; tanpa komitmen, bebas pergi ke mana saja, dan bebas bergaul dengan wanita-wanita yang bisa dijadikan pacar baru. Barulah ketika benar-benar melajang ia sadar bahwa hidupnya tidak menjadi seperti itu, bahkan sekarang waktunya tersita oleh pekerjaan. Ia pun kembali merindukan keintiman yang dia alami pada masa pacaran dulu. Penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih tinggi skornya daripada pria dalam hal keintiman sosial, seksual, dan intelektual. Dan biasanya wanita juga lebih cepat menyadari bahwa keintiman adalah dasar dari hubungan yang tahan lama, dan bukannya sekedar variasi aktivitas. Menurut Zinczenko pula, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria lebih rentan mengalami stres, depresi, dan kecemasan ketika putus cinta dibandingkan dengan wanita.

Opini

Kalau menurut saya itu sih tergantung dari masing-masing orangnya,mungkin kalau pria itu ga terlalu mengartikan cinta dengan sungguh-sungguh setelah putus cinta,dalam waktu beberapa minggu sudah bisa mendapatkan penggantinya,tapi kalau pria yang sungguh-sungguh mengartikan cinta mungkin butuh waktu lama untuk mendapatkan pengganti pasangannya.

Konflik cinta

Kehadiran ipar tak akan mengganggu asal kita mau terbuka dan berani bersikap tegas. Tentu saja, kedua belah pihak mesti punya pengertian dan kesadaran diri.

Sering terjadi, karena satu dan lain hal, kita mesti tinggal serumah dengan ipar. Biasanya, yang lebih banyak menimbulkan masalah adalah ipar perempuan. Nah, hubungan dengan ipar perempuan, kata banyak orang, tak jauh beda dengan hubungan menantu (perempuan) dan ibu mertua. Entah masalah cemburu, persaingan, dan ujung-ujungnya bisa membuat goncang hubungan suami-istri.

Kendati demikian, sebagaimana kehadiran ibu mertua, keberadaan ipar tak lantas berarti selalu mengganggu, kok. Malah, tak sedikit ipar yang justru sangat membantu dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, menunggui anak-anak kala kita bekerja di kantor, membantu pekerjaan di rumah (terlebih jika di rumah tak ada pembantu.)

Ipar, ujar Dra. Rostiana, psikolog dari Universitas Tarumanegara Jakarta, bisa menjadi teman berbagi rasa bagi istri. "Tentu saja diperlukan syarat untuk itu, yakni hubungan antara ipar dengan keluarga sang kakak memang baik. Kalau si ipar bertipe terbuka, biasanya memang tak ada masalah."

PENGERTIAN

Apa sebetulnya pencetus masalah ipar dengan keluarga kakaknya? Umumnya karena masalah kepribadian, baik kepribadian pasangan maupun kepribadian ipar sendiri. Misalnya, persaingan antara istri dan adik ipar perempuan. "Masing-masing merasa kasih sayang yang diberikan terbagi. Apalagi, jika adik suami yang tinggal bersama itu adalah orang yang sangat dekat dengan kakaknya," tutur Rostiana.

Akibatnya, sang kakak (suami) jadi "korban". Ia dihadapkan pada kesulitan membagi perhatian ke adik tersayang dan ke istri. "Jika suami tak bisa mengambil tindakan yang bijaksana, biasanya konflik akan semakin meruncing," lanjut Rostiana. Misalnya, suami tak memenangkan atau menyalahkan dua-duanya. "Jelas tak akan menyelesaikan masalah. Mungkin, yang terbaik, mengajak kedua pihak bicara."

Pengertian dari ipar juga sangat dituntut. "Ia harus sadar, kakaknya sudah menjadi milik orang lain." Tanpa itu, konflik akan terus meruncing. Yang susah, jika kedua pihak "mengadu"pada keluarga besar masing-masing, entah orang tua maupun saudara-saudara. "Peperangan" pun semakin berkobar dan melebar ke konflik antar keluarga.

Masalah akan semakin kompleks jika kebetulan si ipar (perempuan) usianya jauh lebih tua. Yang terjadi, istri merasa sungkan untuk menegur. "Sebaliknya, kalau tak ditegur, kelakuan si ipar dirasa kurang tepat. Lagi-lagi suami yang ketempuan. Ia dituntut harus bisa mengambil peranan," ungkap Pembantu Dekan III Fakultas Psikologi Untar ini. Beda, kan, jika ipar lebih muda? Istri bisa memperlakukan adik ipar seperti adiknya sendiri. lanjut Rostiana.

MENDOMINASI ANAK

Rostiana mengingatkan, kontribusi ipar dalam mengasuh anak sangat besar. Apalagi jika si anak sudah mulai besar. "Kontribusinya bisa positif tapi juga bisa negatif." Kalau ipar sangat memperhatikan keponakannya, akan sangat membantu. Terlebih jika ibu dan ayah si anak bekerja. "Istri jadi tenang, suami percaya karena anak diasuh adiknya, ipar pun merasa harus membantu karena menumpang di rumah sang kakak."

Yang jadi masalah jika pola pengasuhan antara istri dan ipar berbeda. Kalau sama-sama bagus, sih, tak apa. Celakanya, kalau si tante amat memanjakan keponakan sehingga si anak tak kenal disiplin, misalnya.

Risiko timbulnya kasus seperti itu, lebih besar terjadi pada pasangan bekerja. Anak, otomatis, lebih sering berinteraksi dengan tantenya. Tak heran bila si anak akan meniru dan menjadikan tantenya sebagai tokoh identifikasinya. Termasuk hanya menurut kepada sang tante. "Ini yang mesti diperhatikan pasangan suami-istri."

Dominasi ipar yang begitu besar dalam pengasuhan anak, juga bisa membuat pasangan jadi pasif. "Apa-apa, sang tante yang mengatur. Alhasil, orang tua merasa tak punya hak lagi atas anaknya. Ini, kan, kacau," kata Rostiana. Makin runyam lagi, saat si anak beranjak besar, ikatan emosional antara anak dengan ayah-ibunya justru tak seerat seperti halnya ia dengan sang tante.

PEGANG KENDALI

Sebab itulah, lanjut Rostiana, orang tua jangan menyerahkan begitu saja pengasuhan anak pada sang tante. "Orang tua jadi tak punya ikatan emosional dengan anak sementara anak sendiri merasa, ia tak diinginkan oleh orang tuanya."

Supaya semua itu tak terjadi, sejak awal harusnya suami-istri sudah mendesain, seberapa jauh atau besar porsi keterlibatan ipar terhadap anak. Untuk hal-hal penting, misalnya ke dokter, urusan sekolah, "Harus orang tua yang memegang. Kecuali, jika orang tua benar-benar berhalangan."

Jika pola ini diterapkan, lanjut Rostiana, orang tua akan tetap berada pada posisi mengendalikan anak. Dalam arti tetap bisa menjaga hubungan dengan anaknya. "Jelaskan pula pada anak tentang kehadiran sang tante di rumah mereka."

Apalagi, biasanya karena merasa keponakannya bukan anak kandungnya sendiri, ipar justru akan mempunyai ikatan yang demikian kuat untuk melindungi keponakannya. Ia akan lebih memanjakan dan sayang pada keponakannya karena takut untuk memarahi. "Bukan anak saya, kok, saya marahi." Akibatnya si anak akan merasa dekat dengan tantenya.

Tak ada salahnya pasangan mengajak ipar ngobrol soal anak, sambil meminta tolong ipar menerapkan disiplin yang sama pada si anak. Tapi tentunya itu hanya bisa dilakukan jika si ipar sejalan.

JUJUR DAN TERBUKA

Selain masalah berebut kasih sayang dan soal anak, soal uang juga bisa memicu konflik. Terutama bila suami adalah anak sulung yang merasa harus ikut membantu membiayai adik-adiknya. Istri bisa cemburu jika suami dan sang ipar memiliki hubungan khusus. "Kalau perlu apa-apa, ipar minta langsung ke kakak atau diam-diam si kakak suka memberi uang."

Akan lebih bijaksana, kata Rostiana, jika setiap pengeluaran untuk keperluan ipar diketahui oleh kedua pihak. "Meski suami-istri sama-sama kerja dan punya penghasilan, itu tetap harus dilakukan. Begitu juga bila ada keperluan mendadak, suami tetap harus menyampaikannya kepada istri."

Untuk menghindari konflik, suami sebaiknya memberi uang pada adik lewat istri. "Jadi, adik enggak minta pada kakaknya tapi pada si kakak ipar." Kalau keuangan terbatas, sepakati seberapa jauh pasangan bisa menolong ipar. Jangan sampai suami memutuskan, "Ya," sementara istrinya enggak tahu apa-apa. Bila itu yang terjadi, "Istri akan merasa tak terlibat, merasa dikesampingkan. Akibatnya ia pun tak merasa bertanggungjawab," tutur Rostiana.

Kesepakatan soal keuangan ini sebaiknya diambil jauh sebelum adik ipar datang. "Yang sering terjadi, sih, kedatangannya tak terduga. Tapi tetap bisa disiasati sepanjang suami-istri saling bersikap terbuka dan jujur."

BICARAKAN SEJAK AWAL

Jika pecah konflik antara suami-istri dan ipar, yang paling sering disalahkan biasanya si ipar. Meski mungkin masalah justru timbul dari pihak suami-istri. "Yang dituntut untuk lebih banyak menyesuaikan diri adalah ipar. Buntut-buntutnya, dia yang paling menderita. Habis, bicara sama sang kakak, tak berani. Mau terbuka pada ipar, sungkan."

Pengertian kedua belah pihak, tentu amat diperlukan. Dan itu akan lebih baik lagi jika sudah dilakukan sejak awal. "termasuk tentang masa depan si ipar. Apakah ia akan terus tinggal di rumah kakak atau bagaimana." Jika masalah mulai muncul, pesan Rostiana, "Segera bicarakan, jangan biarkan berlarut-latur hingga akhirnya orang seumah menjadi stres." Kalaupun merasa tak bisa bicara langsung, bisa minta bantuan keluarga dekat atau orang tua.

Pihak kakak (suami) dan istri pun bisa memberi batas yang tegas. "Soal menegur ipar yang lebih tua, misalnya. Kalau demi kepentingan anak, kenapa harus sungkan. Yang penting, kan, cara menegurnya hingga si ipar tak tersinggung."

Rostiana juga menambahkan, lebih banyak berbuat dibanding berbicara, juga akan lebih efektif. Terutama soal aturan. Jika istri memang orang yang terbiasa rapi, misalnya setelah makan langsung menaruh piring, maka ipar lama-lama akan mengikuti tindakan istri.

SUMBER SEKALIGUS KORBAN

Kalau mau meniadakan masalah, memang ada cara yang mudah, yaitu tak menerima kehadiran si ipar di rumah. "Tapi kultur budaya kita, kan, tidak begitu. Ya, diterima saja. Yang penting bagaimana kita mensosialisasikan peraturan kita ke ipar dan jangan malah didahului sosialisasi aturan ipar," tutur Rostiana.

Karena itulah, tekannya, keterbukaan yang dilakukan sejak awal, merupakan faktor penting. "Sering-seringlah ngobrol tentang segala hal. Bila keterbukaan sedini mungkin diterapkan, timbulnya masalah bisa dicegah." Tentu saja hal ini membutuhkan keberanian. Apalagi jika ipar lebih tua atau mudah tersinggung.

Peran suami juga sangat menentukan. Biasanya kalau suami menunjukkan perubahan, maka ipar akan ikut. Yang jelas, semuanya tergantung kepribadian dan pola hubungan di dalam keluarga. Jadi, tak bisa disimpulkan kehadiran ipar pasti menjadi sumber malapetaka. "Tergantung interaksinya. Ipar bisa menjadi sumber masalah, tapi juga bisa menjadi korban."

Hasto Prianggoro/nakita

http://www.tabloidnova.com

kumpulan-kumpulan puisi cinta kahlil Gibran

v cinta ibarat pesulap

yang menciptakan imaji

tentang kekasih dalam pikiranmu,

yang dengannya kau berbagi

saat-saat intim yang rahasia

v bila cinta meluluhlantakkan hatimu,

ikutilah dia,dekaplah.

Meski jalannya senantiasa terjal

Dan berliku

v Dan bila cinta bicara padamu, yakinlah,

Meski kata-katanya membuyarkan impianmu,

Bagai badai memporak-porandakan taman hatimu.

v Bila kau bersembunyi dalam hatiku,

Tak sulit bagiku untuk menemukanmu

Tetapi,

Bila kau bersembunyi di luar dirimu,

Tak seorang pun bisa menemukanmu

v Ibarat nyala apiabadi,

Demikianlah cinta tatkala tersulut,

Ia akan terbakar terus selamanya.

v Cinta adalah symbol keabadiaan

Yang menyaput segala rasa waktu,

Membuang semua kenangan

Tentang awal dan ketakutan akan akhir

v Demikianlah cinta

Satu-satunya bunga yang tumbuh dan mekar

Tanpa bantuan musim

0 komentar: